Racun Bohemian Rhapsody

bohemian-rhapsody-fox-530x291

Sebagai orang yang tumbuh besar setelah masa jaya Queen berlalu sehingga hanya tahu sedikit tentang band ini, saya sempat ragu ketika akan menonton film Bohemian Rhapsody. Takut nggak paham sama jalan ceritanya. Beda sama suami yang ternyata udah ngikutin Queen dari jaman SD (padahal usia kami sama!). Kalau soal musik, dia memang pengetahuannya lebih luas dari saya. Kadang sampai takjub gitu dengerin dia cerita tentang sebuah band /musisi secara detail sementara mereka yang diceritakan itu sudah bubar/wafat sebelum kami lahir.

Saat mau pergi nonton, dia sibuk kasih saya “kisi kisi” tentang Queen biar nggak pusing- pusing amat pas nonton. Dia cerita tentang Freddie Mercury yang homoseksual dan menderita AIDS, tentang vakumnya Queen untuk kemudian tampil live lagi di depan penonton yang konon terbanyak sepanjang masa, warisan Freddie yang sebagian besar justru diberikan kepada Mary, dan juga cerita tentang gitarnya Brian May yang katanya bikinan sang ayah dan cuma ada satu di dunia – yang dipakai dia sendiri selama bertahun-tahun – sebelum akhirnya dibikin banyak dan dijual tahun 2000-an.

Queen

Pengetahuan saya tentang Queen cuma sebatas tau lagu-lagunya yang paling ngehits saja, contohnya We Are the Champion yang sering jadi lagu penutup di acara pertandingan sepakbola atau olah raga lainnya. Sementara pengetahuan saya tentang kehidupan pribadi Freddie Mercury adalah nol. Selama ini saya menganggap Queen dan Freddie hanyalah sisa – sisa kejayaan classic rock di masa lampau, setara dengan nama band rock lawas lainnya. Oh ya, kalau dengar nama Queen, yang saya ingat justru teman kuliah saya. Namanya Farid dan dia ngefans berat sama Queen. Saking Ngefansnya sampai dia mengubah nama panggilan menjadi Farid Mercury 😐

Film Bohemian Rhapsody dimulai dari pertemuan Freddie Mercury dengan Brian May dan Roger Taylor serta John Deacon untuk kemudian membentuk band rock bernama Queen yang melegenda. Selanjutnya dalam film yang berdurasi 2 jam 14 menit ini kita akan disuguhi cerita tentang konflik internal band, perbedaan pendapat dengan manajer dan label, overview perjalanan karir dan tur di seluruh dunia, serta drama kehidupan pribadi Freddie. Lalu apa yang membuat film ini istimewa sampai membuat saya menonton dua kali dan tetap terpesona?

Rami Malek

 

RM

Menonton film ini rasanya nggak seperti nonton aktor dan aktris lain yang sedang berakting. Rasanya kayak nonton Queen yang lagi main film! Di samping karena setting, make up dan wardrobe yang bikin kita merasa seperti kembali ke era tahun 70-80an, pemilihan cast untuk para pemeran utama ini pinter banget deh. Bisa mirip abis sama orang aslinya, contohnya Gwilym Lee sebagai Brian May, dan tentu saja, Rami Malek sebagai Freddie Mercury. Duh, sampai speechless saya saking miripnya. Dari postur, keluwesan gerakan di atas panggung, sampai ketatnya celana jeans yang dipakai saat konser Live Aid.

Rami yang mengaku kalau dia nonton video konser Live Aid sampai 200 an kali sebelum syuting ini menurut saya sukses banget “menghidupkan kembali” Freddie Mercury walaupun para kritikus film dan fans Queen  di luar sana ngotot kalau tetap ada perbedaan dengan aslinya seperti warna bola mata dan lainnya.

boehmian-rhapsody-rami-malek-ftr

Buat penonton yang belum pernah mengenal Freddie sebelumnya kayak saya, Rami seperti memberi informasi secara detail tentang sosoknya. Bibirnya yang gemetaran saat ada sesuatu yang menarik atau saat dia terpana mendengar lagu ciptaannya sendiri, caranya berbicara yang selalu tampak seperti ingin menutupi gigi depannya, gaya khas mengepalkan tangan tinggi ke udara saat di atas panggung, dan saat dia membawa tiang atau stand mic di belakang pundaknya itu lho, bikin saya jadi  “oh, Freddie tu begitu to orangnya dan kebiasaannya.”

Musik dan Tata Suara

Kalau berencana nonton film ini, saya sarankan untuk milih sinema dengan sistem audio yang bagus, Dolby  sinema misalnya, atau at least milih cinema yang enggak berisik. Sebagai contoh, di kota saya ada satu sinema yang letaknya tepat di atas tempat yang biasanya dipakai buat dugem. Yang terjadi adalah kadang terdengar beat “jedag jedug” saat lagi nonton film. 😀

Kenapa harus milih sinema? Soalnya sepanjang film bakal disuguhi lagu-lagu Queen baik yang versi rekaman, live, suara vokal tingginya Freddie, suara gitarnya Brian May, piano, dan banyak lagi yang sayang kalau harus terdistraksi bebunyian lain yang mengganggu.

BR

Oh, betapa saya sangat menikmati mendengarkan musik dan tata suara di sepanjang film ini. Laf banget pokoknya. Saat adegan Freddie memainkan lagu Love Of My Life untuk pertama kali malah saya sampai kepingin nangis saking bagus dan “dalem”nya lagunya. Lalu saat menonton adegan konser rasanya juga seperti menonton konser beneran. Ada kalanya Freddie yang nyanyi, ada kalanya Freddie diam dan ribuan penonton yang menyanyi bersama sampai kaya paduan suara.. merinding!

Live Aid

live aid.jpg

 

Film ditutup dengan penampilan Queen di konser amal bertajuk Live Aid yang konon ditonton oleh milyaran orang di seluruh dunia pada tahun 1985; konser terbesar yang pernah ada. Lagi-lagi saya dibuat kagum sama kemiripan semuanya, termasuk susunan cup Pepsi di atas piano Freddie dan momen saat dia menggoda juru kamera. Iya, sedetail itu. coba deh tonton video aslinya di You Tube.

Dua puluh menit terakhir ini rasanya emosi saya campur aduk. Merinding, seneng, kagum, terharu, dan kepengen nangis (lagi), terutama pas lagu We Are The Champion dinyanyikan. Ternyata Queen memang “sebesar itu”.

Overall film Bohemian Rhapsody ini bagus banget buat saya. Berani kasih nilai 9.5/10 deh. Atau 9.9 karena sukses membuat saya jadi suka sama lagu-lagunya Queen. 😀 Selain itu, meskipun cerita tentang kehidupan personal Freddie (yang rumit dan sedih) mendapatkan porsi terbanyak dalam film ini, tapi tetap saja tidak terasa berlebihan. Tidak sampai “merusak” cerita tentang Queen itu sendiri. Superb.

Anyway kemarin saya iseng mengirim pesan kepada teman saya, si Farid Mercury. Saya cerita kalau saya habis nonton Bohemian Rhapsody.

FM : kamu nih pasti muterin lagu Bohemian terus..

Me : iya, kok tau, haha.. *tercyduk

FM : Coba kalo vokalisnya masih hidup, pasti masih ‘sangar’ kalau konser..

Saya nggak membalas lagi chatnya, tapi dalam hati, saya percaya dan setuju sama kata-katanya tersebut.

 

6 thoughts on “Racun Bohemian Rhapsody

  1. Helman Taofani says:

    Naskah mula yang dikerjakan, menurutku akan lebih dahsyat seandainya kejadian. Fokusnya ke Live Aid sebagai klimaks, dan mungkin scoop masa-nya lebih sempit di era Freddie Mercury lagi “down” banget (scene di Munich). Yang ini sedikit terlalu trivial dan dijejalkan ke durasi (flashy).

  2. Dian Adi Prasetyo says:

    Sakjane aku fans lagu-lagu Queen, dulu ada film komedi yang menggunakan lagu Bohemian Rhapsody dan gara-gara itu aku jadi suka Queen.
    Tapi somehow aku malah gak tertarik blas nonton film ini, takut merusak imaginasi yang aku punya tentang Queen hahahaha. Alsan yang aneh tapi mungkin orang Gemini memang aneh wkwkwkwk

Comments are closed.